Telfon /SMS : 08811040001 / 081908257216 http://www.smartfren.com/css/img/uploaded/Archive_Old_Irregular/pin-bb.pngBB : 7EAE4E4E
Email : batiksutrakencana@gmail.com

Minggu, 03 April 2011

Sejarah Batik

Kata Batik berasal dari bahasa Jawa yaitu amba yang berarti membuat dan tik (nitik) yang berarti “titik”, sehingga batik dapat diartikan membuat titik, dari awal mula titik menjadi garis dan kemudian lahirlah motif-motif yang indah, hingga saat ini dengan perkembangan jaman batik memiliki pola-pola yang berkembang pula.
Pembuatan corak batik pada dasarnya dituangkan pada sehelai  kain menggunakan bahan malam ( dulu malam terbuat dari bubur ketan seiring perkembangannya malam kini dapat dibuat dari gondo rukem, paraffin, mikrowax, damar, lemak hewan, minyak bekas dan lilin ) dimasak dan diaplikasikan ke atas kain dengan menggunakan canting tulis dari tembaga  atau canting cap dari tembaga yang sudah ada motifnya tinggal menata cap sesuai dengan motif yang ada, dari proses pelapisan kain tersebut membuat   pewarna hanya dapat mengenai permukaan kain yang tikak di lapisi malam ( Pewarna / dye sendiri ada yang alami dan sintetis untuk yang alami bisa dibuat dari pepohonan , buah/kulit buah, kulit pohon, bunga, daun,  dan sebagainya contohnya: warna merah dari kulit rambutan, orange dari kayu somba, coklat dari kulit bawang merah, kuning dari kayu mahoni/putri malu ). Adapun alat-alat yang dipakai dalam pembuatan batik adalah: Pensil, Canting tulis dari tembaga, Canting cap tembaga, Kain (mori/sutra), Wajan, Kompor dan Ketel. yang tak kalah pentinggya adalah Lilin/Malam dan Pewarana alami / sintetis
Kita harus bangga degan batik karena batik merupakan kerajinan dan budaya yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari Indonesia (khususnya Jawa). Pada masa lampau membatik adalah suatu pekerjaan yang eksluisife bagi para perempuan di jawa hingga ada tehnik pembuatan batik dengan setempel (Batik Cap) yang sampai saat ini sebagian besar di kerjakan oleh kaum laki-laki, tetapi pada daerah-daerah tertentu misalnya daerah pesisir pekerjaan membatik dilakukan oleh kaum laki-laki.
Dahulu kala batik hanya memiliki corak dan warna terbatas, dan beberapa corak atau warna hanya boleh dikenakan oleh kalangan-kalangan tertentu atau pada waktu-waktu upacara adat karena pada waktu itu batik merupakan symbol feodalisme jawa karena ada perbedaan corak dan warna yang dipakai oleh raja atau orang biasa.corak-corak batik disetiap daerah memiliki makna tertentu tetapi lambat laun batik terpengaruh oleh budaya asing, misalnya batik pesisir yang menyerap berbagai pengaruh dari luar yang dibawa para pedagang hingga para penjajah. Warna - warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Batik sekarang dipakai umum layaknya pakaian sehari-hari bahkan dari kalangan yang biasa-biasa saja sampai kalangan berada.
Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.    Di Inonesia banyak daerah-daerah yang terkenal akan batiknya misal: Pesisir, Pekalongan, Solo, Jogja, Cirebon, Madura, Sumatra, Garut,
Batik dari daerah pembuatnya bisa dilihat dari ciriciri khasnya misalnya: Batik pesisir biasanya berwarna cerah dengan mengaplikasikan corak hewan burung Batik pekalongan sering menggunakan corak flora dan fauna dengan perpaduan warna yang cerah dan mencolok, Batik solo biasanya mengaplikasikan bunga-bungaan dengan motif yang geometris dan warna bumi, Batik jogja mengusung motif burung, tanaman, dan sayap garuda, Batik madura biasa bermotif besar dengan corak bunga dengan war, burung, Batik cirebon saat ini cirikhasnya adalah corak mega mendung dengan gradasi warna yang mencolok, Batik sumatra biasanya bermotif seperti gurita atau huruf arab
Lestarikan Batik Indonesia Sampai  ke Anak Cucu Kita, Lestari Batik Kita Jaya Indonesia..!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar atau masukan anda

Powered by 123ContactForm | Report abuse

CEK NO RESI POS, JNE, TIKI